IKLAN

Rabu, 27 Maret 2013

Antara Pedang dan Bahasa Arab


Oleh: Adi ST
            
     Pada masanya, pasukan kekhilafahan Turki Utsmani dikenal sangat hebat. Kota Konstantipel sebagai pusat Romawi di Timur pun takluk di bawah pimpinan Muhammad Al Fatih pada tahun 1453. Sekalipun demikian, ada perbedaan yang cukup mendasar antara futuhat (pembukaan) berbagai wilayah dunia pada masa awal Islam dengan sesudahnya.
     Generasi awal umat Islam dulu tidak hanya membawa kekuatan militer, namun juga menyampaikan bahasa Arab dan berbagai tsaqofah Islam dalam bentuknya yang murni. Namun pada masa Turki Utsmani, mereka mengabaikan penyebarluasan bahasa Arab dan tsaqofah Islam lainnya. Keunggulan futuhat pada masa awal Islam dulu tampak jelas pada kemampuan intelektual masyarakat Islam yang berhasil dibangunnya.

Pengaruh Al Qur’an Terhadap Bahasa Arab

Oleh: Adi ST



Bahasa Arab telah dipilih Allah SWT sebagai bahasanya Al Qur’an (QS Az-Zukhruf: 1-3). Padahal saat Al Qur’an turun, dari segi jumlah pengguna jauh lebih banyak masyarakat dunia yang menggunakan bahasa selain Arab. Pemilihan ini sedikit banyak memberikan petunjuk mengenai keistimewaan bahasa Arab dibandingkan bahasa lainnya.

Bahasa Arab memiliki banyak dialek, namun seiring dengan datangnya Islam dialek seperti Tamim, Qays dan Himyar perlahan menghilang dan hanya menyisakan dialek Qurays. Sebelum Islam datang, dialek Qurays memang telah dikenal masyarakat Arab karena mereka terbiasa datang ke Mekah untuk berziarah atau berdagang di pasar Ukaz. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa kedatangan Islam telah menstandarisasi bahasa Arab.

Sabtu, 23 Maret 2013

Sekilas tentang Metode Abyan

Oleh: Hari Barkah*

Meramu pembelajaran yang efektif dan efisien tentu bukanlah suatu hal yang sepele lagi mudah. Dibutuhkan usaha yang sungguh-sungguh dari seorang guru dengan mengerahkan segenap perhatian dan pemikiran yang mendalam agar dapat menghantarkan para siswanya mencapai hasil belajar yang optimal dengan proses yang mudah. Konsep ini sebenarnya telah lama mengemuka dari lisan Nabi kita Muhammad SAW, "(Ciptakanlah) kemudahan, dan janganlah mempersulit". (HR Bukhari).

Dalam konteks pembelajaran, hadits ini menunjukkan i'tibar bahwa salah satu tugas guru adalah membantu muridnya memahami apa yang sedang diajarkannya. Dengan kata lain bagaimana usahanya dalam menyamakan "frekuensi"  dengan para siswanya. Dalam hadits lain Rasul bersabda: "Serulah manusia sesuai dengan kadar pemahaman mereka". 

Senin, 18 Maret 2013

Cara Khalifah Utsman Menjaga Bacaan Al Qur’an


Oleh: Adi ST

Awalnya salinan mushaf Utsmani tidak bersyakl dan tidak bertitik. Mushaf tersebut juga bersih dari tambahan catatan tafsir, rincian catatan umum, atau tulisan lain yang bermaksud melestarikan makna yang dimaksud. Pada masa khalifah Utsman, mushaf-mushaf tersebut beliau kirim ke enam wilayah kekuasaannya yakni Kufah, Bashrah, Syam, Mekah, Yaman dan Bahrain, sedangkan satu lagi disimpannya sendiri.

Karena penulisan mushaf itu yang tanpa syakl dan tanpa titik maka penulisan lafadz-lafadz dengan huruf lambang dapat dibaca dengan lebih dari satu cara. Misalnya firman Allah SWT, “Yaa ayyuhalladziina aamanuu in jaa akum faasiquun binabain fatabayyanuu…” (Al Hujurat: 6). Lafadz terakhir ayat tersebut fatabayyanuu yang berarti “hendaklah kalian teliti” ditulis dengan huruf tanpa titik sama sekali, sehingga dapat pula dibaca fatatsabbatuu yang bermakna “hendaklah kalian periksa kepastiannya”. Contoh lainnya, “fatalaqqaa Aadamu min rabbihi kalimaatin…” (Al Baqarah: 37) yang artinya “Kemudian Adam menerima kalimat-kalimat dari Tuhannya…”.  Ayat tersebut ditulis dengan huruf Arab tanpa syakl sehingga dapat dibaca “fa tulqaa Aadama min rabbihi kalimaatun…” yang artinya “Kalimat-kalimat dari Tuhannya diterimakan kepada Adam”.

Jumat, 15 Maret 2013

Gerakan Penerjemahan Kitab-kitab Berbahasa Arab di Eropa

Oleh: Adi ST
 
Saat Islam masih jaya di abad pertengahan, ilmuwan-ilmuwan Muslim memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Mereka menerjemahkan warisan ilmu pengetahuan berbahasa Yunani, Persia, dan India ke dalam bahasa Arab. Saat kitab-kitab dalam bahasa aslinya tersebut musnah, tinggallah kitab terjemahannya dalam bahasa Arab. Dari sinilah Eropa mendapatkan ilmu pengetahuan mereka, ditambah dengan pengembangan ilmu yang dilakukan ilmuwan Muslim sendiri. Ini karena mereka melakukan gerakan penerjemahan kitab-kitab berbahasa Arab tersebut ke bahasa Latin. Aktivitas mereka terpusat di 2 wilayah; Andalusia (Spanyol) dan Sicilia (Italia).


1.       Andalusia

Gerard Cremona (1114-1187 M) digelari sebagai “Bapak” gerakan penerjemahan di Eropa. Ia lahir di Italia dan pindah ke Talitali (Andalusia). Di sanalah ia belajar bahasa Arab beberapa tahun kepada seorang Arab. Selama hidupnya, sekitar 70 kitab berhasil diterjemahkannya. Sebelum meninggal, ia sedang menerjemahkan al-Qanun karya Ibnu Sina. Kitab-kitab terjemahannya melingkupi topik-topik seperti matematika, alam, kimia dan kedokteran. Kitab-kitab karya tulis Epicure, Galen, al Kindi, dan al Farabi adalah yang sudah diterjemahkannya.

Kamis, 14 Maret 2013

Perhatian Sahabat Nabi Kepada Bahasa Arab

 Oleh: Adi ST

Di kalangan tukang kayu ada pepatah yang berbunyi "Jagalah peralatan kerjamu, maka peralatan tersebut akan menjagamu". Pepatah tersebut bermakna jika seorang tukang kayu rajin membersihkan peralatan setelah menggunakannya, mengasah pahat dan ketamnya,serta menyimpan mata bornya dengan baik maka peralatannya akan tetap dalam kondisi bagus dan siap membantunya dalam pekerjaan. Prinsip ini juga dapat diterapkan terhadap bahasa Arab. Peralatan kita dalam melewati hidup ini dengan baik salah satunya adalah bahasa Arab. Karena dengan bahasa Arab-lah kita mendapatkan informasi dari buku panduan kehidupan, yakni Al Qur'an dan As-Sunnah. Bila kita mengabaikan bahasa Arab maka kita akan mendapatkan halangan dan rintangan dalam kehidupan. Sebaliknya, bila kita memelihara bahasa Arab dengan sebaik-baiknya, maka ia akan memudahkan kehidupan kita.

Salah seorang sahabat nabi, yakni Umar bin Khatthab radhiyallahu 'anhu pernah bertanya tentang makna sebuah kata ketika beliau tengah berdiri di mimbar. Seorang Badui berdiri dan menyampaikan sepotong syair yang menjelaskan makna kata tersebut. Umar ra kemudian berpesan kepada kaum Muslim untuk mengingat baik-baik syair-syair (yang ada pada masa itu) karena memuat penjelasan mengenai kata-kata yang ada di dalam al Qur'an. 

Karakteristik Bahasa Arab

Oleh: Adi ST
Bahasa Arab memiliki struktur tata bahasa yang sangat unik. Ia mampu mengungkapkan suatu masalah dengan sangat jelas dan dengan kata-kata yang sangat hemat. Pembentukan frasa, kalimat, dan kata-katanya pun sangat teliti. Kata-katanya disusun berdasarkan konsep kata dasar. Kata kerja biasa tersusun dari tiga atau empat konsonan huruf, misalnya K-T-B (kataba, dia menulis). Kata kerja dasar ini bisa di-tasrif (diubah-ubah) sebagaimana kata kerja dalam bahasa lainnya. Kata kerja ini juga bisa digunakan bersama sejumlah tenses, modus, dan infleksi yang tidak kita temukan dalam bahasa lainnya.

Maka kata kerja dasar kataba (dia menulis - waktu lampau) dapat diubah menjadi kutiba (telah ditulis), yaktubu (dia menulis - waktu sekarang), kaatib (tulisan/penulis), maktuub (yang ditulis), dan sebagainya. Kata dasar ini juga dapat diubah menjadi beberapa kata jadian dan kata benda, seperti kitaab (benda yang tertulis atau buku), maktab (tempat menulis, yaitu kantor atau perpustakaan), atau kaatib (orang yang menulis, atau penulis). Sejumlah istilah modern seperti maktaba (toko buku) juga berasal dari kata dasar K-T-B ini. 

Kamis, 07 Maret 2013

Tentang Penemu Metode Abyan - Cara Cepat Membaca Kitab Kuning (Gundul)

Metode Abyan ditemukan oleh KH Umar Ash-Shiddiiq pada tahun 2006. Saat itu beliau telah menyusun kumpulan rumus tentang kaidah bahasa Arab setelah melalui perenungan dan analisis selama lebih kurang setahun. Hasil karyanya itu kemudian dikenal dengan Metode Abyan, sebuah cara cepat membaca kitab kuning (gundul). Sebenarnya, Metode Abyan telah lebih dulu dikenal sebagai cara cepat untuk membaca Al Qur'an dalam waktu 2 jam saja. Bahkan dengan metode ini, sejak tahun 2002 alhamdulillah lebih dari 1000 orang telah berhasil dan mampu membaca Al Qur'an.

Latar belakang beliau yang pernah nyantri selama 10 tahun di Pondok Pesantren Sukahideng, Tasikmalaya tampaknya turut memberi inspirasi atas lahirnya Metode Abyan. Demikian pula kesehariannya bergelut dengan bahasa Arab dan keinginannya agar bahasa Arab mudah dikuasai oleh kaum muslimin semakin memperkuat tekadnya menyebarluaskan metode ini, antara lain melalui pembangunan Pondok Pesantren Daruts Tsaqofah di Bogor yang masih berlangsung hingga kini dan pada tanggal 16 Februari 2013 meluncurkan website resminya Cara Cepat Membaca Kitab Kuning (Gundul)